PENGUKURAN DAN ALAT UKUR
KLASIFIKASI ALAT UKUR
LISTRIK
A. Klasifikasi Alat Ukur
Listrik Berdasarkan Sistem Kerjanya
Berdasarkan sistem kerjanya alat ukur listrik
dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu alat ukur penunjuk (Indicating
Instruments), alat ukur pencatat (Recording Instruments), dan alat ukur
penjumlah (Integrating Instruments).
1.Alat Ukur Penunjuk (Indicating
Instruments)
Alat ukur penunjuk adalah alat
ukur yang langsung menunjukkan besaran yang diukur, biasanya menggunakan jarum
penunjuk. Tetapi sekarang ada pula yang tidak menggunakan jarum penunjuk yaitu
alat ukur digital. Banyak alat ukur yang termasuk kategori ini, misalnya
Voltmeter, Amperemeter.
2.Alat Ukur Pencatat (Recording
Instruments)
Alat Ukur Pencatat adalah
alat ukur yang mencatat secara terus menerus besaran yang diukur selama periode
waktu yang ditentukan. Pada alat ini terdapat pena dan gulungan kertas yang
berputar. Pena tersebut akan bergerak sebanding dengan besaran listrik yang
diukur sehingga perubahannya tercatat secara kontinyu. Sebagai contoh adalah
recording voltmeter yang terdapat pada gardu induk yang mencatat fluktuasi
tegangan yang terjadi.
3.Alat Ukur Penjumlah (Integrating Instruments)
Alat ukur penjumlah adalah alat ukur yang mengukur jumlah total energi listrik yang dikonsumsi oleh suatu rangkaian dalam periode waktu tertentu. Energi yang diukur ini sebenarnya merupakan perkalian antara daya aktif dengan waktu. Kilo Watt Hour meter (kWh meter) merupakan contoh dari alat ukur jenis ini.
B. Klasifikasi alat
ukur listrik berdasarkan prinsip kerja
Menurut prinsip
kerja dan konstruksi dari pada alat ukur listrik dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Alat ukur kumparan putar magnet permanen (PMMC).
2. Alat ukur besi putar.
3. Alat ukur elektro dinamis.
4. Alat ukur elektro statis.
5. Alat ukur induksi.
6. Alat ukur berdasarkan efek panas.
1. Alat ukur kumparan putar magnet permanen (PMMC).
2. Alat ukur besi putar.
3. Alat ukur elektro dinamis.
4. Alat ukur elektro statis.
5. Alat ukur induksi.
6. Alat ukur berdasarkan efek panas.
1. Alat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putar adalah
alat pengukur yang bekerja atas dasar adanya suatu kumparan listrik, yang
ditempatkan pada medan magnet, yang berasal dari suatu magnet pemanen. Alat
ukur jenis ini tidak terpengaruh magnet luar, karena telah memiliki medan
magnet yang kuat terbuat dari logam alnico yang berbentuk U. Arus yang
dialirkan melalui kumparan akan menyebabakan kumparan tersebut berputar. Alat
ukur kumparan putar adalah alat ukur yang dipakai untuk arus searah.
Gambar. Prinsip Kerja Alat Ukur Kumparan Putar
Alat ukur ini konstruksinya terdiri dari sebuah kumparan (coil) yang dapat bergerak atau berputar bebas yang ditempatkan dalam medan magnet permanen. Jarum penunjuk diletakkan pada kumparan putarnya. Konstruksi alat ukur kumparan putar terdiri dari permanen magnet, kumparan putar dengan inti besi bulat, jarum penunjuk terikat dengan poros dan inti besi putar, skala linear, dan pegas spiral rambut, serta pengatur posisi nol (Gambar 8.13). Torsi yang dihasilkan dari interaksi elektromagnetik sesuai persamaan :
Dari persamaan di atas, komponen
B, A dan N adalah konstan, sehingga torsi berbanding lurus dengan arus mengalir
ke kumparan putar. Data alat ukur kumparan putar dengan dimensi 31/2 in, arus 1
mA, simpangan skala penuh 100 derajat memiliki A : 1,72 cm2, B : 2.000 G(0,2
Wb/m2, N: 84 lilit, T : 2,92 × 10–6 Nm R kumparan putar: 88Ω, disipasi
daya: 88 μW.
Untuk pengukuran listrik AC alat ukur kumparan putar ditambahkan komponen tambahan, yaitu diode bridge sebagai penyearah AC ke DC.
Gambar. Meter
kumparan putar dengan diode penyearah
Tahanan seri RV untuk mendrop
tegangan sehingga batas ukur dan skala pukuran sesuai. Sehingga tahanan total
RT = RV + R. Multimeter menggunakan kumparan putar sebagai penggerak jarum
penunjuknya.
2. Alat ukur besi putar
Alat ukur dengan prinsip kerja
besi putar atau disebut juga sistem elektromagnet adalah sesuatu alat ukur yang
mempunyai kumparan tetap dan besi yang berputar. Konstruksi dari alat ukur ini
terdiri dari kumparan tetap dan sepasang besi lunak mudah mengalami
demagnetisasi, besi lunak tersebut ditempatkan dalam ruang antara kumparan
tetap dimana besi lunak yang satu ditempatkan menempel dengan kumparan tetap
sedang besi lunak yang lain berhubungan dengan sumbu as dari jarum
penunjuk sehingga dapat berputar/bergerak bebas.
Gambar. Prinsip kerja besi putar
Cara
kerja :
Bila ada arus yang mengalir pada kumparan maka ruangan tersebut akan ada medan magnet yang mengakibatkan kedua besi lunak tersebut demagnetisasi dan bersifat sebagai magnet permanen. Pasangan besi lunak tersebut mempunyai sepasang kutub yang sama sehingga kutubkutub yang sejenis akan tolak menolak dan besarnya penyimpangan tergantung dari besarnya arus yang lewat pada kumparan.
Bila ada arus yang mengalir pada kumparan maka ruangan tersebut akan ada medan magnet yang mengakibatkan kedua besi lunak tersebut demagnetisasi dan bersifat sebagai magnet permanen. Pasangan besi lunak tersebut mempunyai sepasang kutub yang sama sehingga kutubkutub yang sejenis akan tolak menolak dan besarnya penyimpangan tergantung dari besarnya arus yang lewat pada kumparan.
Alat ukur jenis besi putar
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
- Dapat digunakan untuk pengukuran arus searah maupun bolak balik.
- Dapat digunakan untuk pengukuran arus searah maupun bolak balik.
-
Mempunyai ketelitian yang rendah.
- Untuk mengukur arus yang sedang dan besar.
- Sederhana dan kuat dalam konstruksi
- Untuk mengukur arus yang sedang dan besar.
- Sederhana dan kuat dalam konstruksi
3. Alat ukur elektrodinamik
Konstruksi terdiri dari kumparan putar dan kumparan tetap, medan magnet dibangkitkan oleh kumparan tetap yang mempunyai bagian dua gulungan yang dipasang pararel satu sama lain sedang rangkaian elektrisnya dari kedua kumparan tersebut terhubung seri atau pararel.
Konstruksi terdiri dari kumparan putar dan kumparan tetap, medan magnet dibangkitkan oleh kumparan tetap yang mempunyai bagian dua gulungan yang dipasang pararel satu sama lain sedang rangkaian elektrisnya dari kedua kumparan tersebut terhubung seri atau pararel.
Alat ukur elektrode memiliki dua
jenis belitan kawat, yaitu belitan kawat arus yang dipasang, dan belitan kawat
tegangan sebagai kumparan putar terhubung dengan poros dan jarum penunjuk.
Interaksi medan magnet belitan arus dan belitan tegangan menghasilkan sudut
penyimpangan jarum penunjuk sebanding dengan daya yang dipakai beban:
P = V · I · cos θ
Alat ukur elektrodinamik memiliki karakterustik sebagai berikut:
Alat ukur elektrodinamik memiliki karakterustik sebagai berikut:
- Dapat digunakan pada pengukuran arus listrik bolak-balik
maupun searah
- Mempunyai ketelitian yang tinggi
- Pemakaian dayanya tinggi
- Biasa digunakan pada Wattmeter
- Mempunyai ketelitian yang tinggi
- Pemakaian dayanya tinggi
- Biasa digunakan pada Wattmeter
4. Alat ukur elektrostatis
Alat ukur ini bekerja atas dasar
gaya elektrostatis sebagai akibat interaksi antara dua elektroda yang mempunyai
beda potensial.
Gambar. Prinsip kerja elektrostatis
Cara kerja :
Bila tegangan yang akan diukur ditempatkan diantara elektroda tetap dan elektroda berputar maka pada elektroda putar akan mendapatkan momen putar yang sebanding dengan V2 elektroda ini dibuat sedemikian sehingga didapatkan skala rata. Momen yang menyebabkan elektroda putar bergerak didapat dari medan elektrostatis yang terjadi diantara kedua keping elektroda yang berttindak sebagai kondensator. Alat ukur ini untuk mengukur tegangan yang tinggi.
Bila tegangan yang akan diukur ditempatkan diantara elektroda tetap dan elektroda berputar maka pada elektroda putar akan mendapatkan momen putar yang sebanding dengan V2 elektroda ini dibuat sedemikian sehingga didapatkan skala rata. Momen yang menyebabkan elektroda putar bergerak didapat dari medan elektrostatis yang terjadi diantara kedua keping elektroda yang berttindak sebagai kondensator. Alat ukur ini untuk mengukur tegangan yang tinggi.
5. Alat ukur Induksi
Alat ukur ini terdiri dari piringan logam yang dapat berputar pada porosnya dan dua buah kumparan tetap. Alat ukur induksi memiliki sistem perputaran sederhana dan kokoh. Disamping itu,mudah untuk dibuat sebagai alat ukur sengan sudut penunjukkan yang lebar.
Alat ukur ini terdiri dari piringan logam yang dapat berputar pada porosnya dan dua buah kumparan tetap. Alat ukur induksi memiliki sistem perputaran sederhana dan kokoh. Disamping itu,mudah untuk dibuat sebagai alat ukur sengan sudut penunjukkan yang lebar.
Cara
Kerja :
Bila kumparan induksi dilalui arus maka akan timbul medan magnet bolak-balik sehingga menimbulkan arus putar pada piringan logam dan akan membangkitkan pula medan magnet sehingga interkasi kedua medan magnet ini akan menimbulkan momen putar/gerak pada piringan logam.
Bila kumparan induksi dilalui arus maka akan timbul medan magnet bolak-balik sehingga menimbulkan arus putar pada piringan logam dan akan membangkitkan pula medan magnet sehingga interkasi kedua medan magnet ini akan menimbulkan momen putar/gerak pada piringan logam.
Alat ukur jenis induksi mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
- Mempunyai konstruksi yang sederhana dan kokoh
- Mudah dibuat dengan skala pembacaan yang lebar
- Tidak terlalu berpengaruh oleh medan magnet luar
- Menyerap daya yang besar
- Hanya dapat digunakan pada pengukuran arus bolak-balik
- Mempunyai konstruksi yang sederhana dan kokoh
- Mudah dibuat dengan skala pembacaan yang lebar
- Tidak terlalu berpengaruh oleh medan magnet luar
- Menyerap daya yang besar
- Hanya dapat digunakan pada pengukuran arus bolak-balik
6. Alat ukur kawat panas
Alat ukur kawat panas ini terdiri dari
sebuah kawat lurus yang panjang yang terdiri dari campuran logam platina dan
iridium, yang bekerja dengan memanfaatkan konsep pemuaian.
Cara kerja :
Jika sepotong kawat logam dialiri
arus listrik yang cukup besar, kawat tersebut akan menjadi panas, oleh sebab
itu akan memuai (menjadi lebih panjang). Pemuaian tersebut digunakan untuk
mengerakkan jarum petunjuk. Pada
gambar berikut terlihat sepotong kawat logam campuran dari logam platina
dan iridium yang direntangkan pada A-B, pada waktu tidak ada arus (i = 0) jarum
petunjuk tepat di angka 0.
Jika kita alirkan arus searah
dari A ke B sehingga kawat A – B menjadi memuai dan lebih panjang, ternyata
jarum tidak menunjuk 0, tetapi menyimpang kearah kanan. Hal ini disebabkan
karena kawat A – B menjadi lebih panjang dan ditarik oleh pegas sehingga
memutar poros jarum. Baik arus searah tersebut mengalir dari A – B maupun dari
B ke A jarum tetap menyimpang kearah kanan.
C.Klasifikasi Alat Ukur
Berdasarkan Sistem Pengukuran
1. Alat Ukur Analog
Alat ukur listrik analog
merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini masih digunakan.
Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang saling berhubungan. Bagian
listrik yang penting adalah, magnet permanen, tahanan meter, dan kumparan
putar. Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum
penunjuk.
Gambar Diatas. Komponen alat ukur listrik
analog
Mekanik pengatur jarum penunjuk merupakan dudukan poros kumparan putar yang diatur kekencangannya (Gambar 3.9). Jika terlalu kencang jarum akan terhambat, jika terlalu kendor jarum akan mudah goncang. Pengaturan jarum penunjuk sekaligus untuk memposisikan jarum pada skala nol meter.
Gambar. Dudukan poros jarum penunjuk
Alat ukur analog memiliki komponen putar yang akan bereaksi begitu mendapat sinyal listrik. Cara bereaksi jarum penunjuk ada yang menyimpang dulu baru menunjukkan angka pengukuran. Atau jarum penunjuk bergerak ke angka penunjukan perlahan-lahan tanpa ada penyimpangan. Untuk itu digunakan peredam mekanik berupa pegas yang terpasang pada poros jarum atau bilah sebagai penahan gerakan jarum berupa bilah dalam ruang udara (Gambar3.10). Pada meter dengan kelas industri baik dari jenis kumparan putar maupun jenis besi putar seperti meter yang dipasang pada panel meter banyak dipakai peredam jenis pegas.
Gambar
Disamping. Pola penyimpangan jarum meter analog
Bentuk skala memanjang saat kini jarang
ditemukan. Bentuk skala melingkar dan skala kuadran banyak dipakai untuk alat
ukur voltmeter dan ampermeter pada panel meter.
Gambar. Jenis skala meter analog
2. Alat Ukur Digital
Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, murah, mudah dioperaikan, dan praktis. Multimeter digital mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur °C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi nF.
Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, murah, mudah dioperaikan, dan praktis. Multimeter digital mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur °C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi nF.
Gambar. Tampilan penunjukan digital
Pada
dasarnya data /informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok diagram alat
ukur digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal analog, analog to digital
converter, mikroprosesor, alat cetak, dan display digital (Gambar. Tampilan
Penunjuk DIgital). Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik
menjadi tegangan, karena tegangan masih dalam orde mV perlu diperkuat oleh
penguat input.
Sinyal input analog yang sudah
diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi sinyal digital dengan (ADC) analog
to digital akan diolah oleh perangkat PC atau mikroprosessor dengan program
tertentu dan hasil pengolahan disimpan dalam sistem memori digital. Informasi
digital ditampilkan dalam display atau dihubungkan dicetak dengan mesin cetak.
Display digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga
jenis, yaitu 7-segmen, 14-segmen dan dot matrik 5 x 7 (Gambar disamping).
Sinyal digital terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak bertegangan atau
OFF, ketika sinyal 1 bertegangan atau ON.
Cara Kerja Multitester
Alat ukur multitester merupakan
suatu alat yang didalam pengoperasian alat tersebut terdapat multi atau lebih
dari satu besaran yang dapat diukur. Adapun besaran yang biasa terdapat dalam
alat ukur multitester adalah Voltmeter, Ampermeter, Ohm meter, dan besaran
lainya yang bisa diintegrasikan kedalam alat tersebut. Multitester memiliki dua
jenis tampilan pembacaan, multitester Analog dan multitester Digital. Pada
multitester analog display pembacaan menggunakan jarum sedangkan untuk
multitester digital pada display pembacaan menggunakan angka yang langsung
dapat dibaca.
Voltmeter memiliki dua jenis pengukuran, voltmeter untuk
arus listrik searah dan voltmeter listrik arus bolak – balik. Prinsip dasar
penggunaanya mudah dilakukan hanya saja yang perlu diperhatikan adalah
penggunaan voltmeter untuk mengukur arus searah. Polaritas probe harus
diperhatikan, pada probe warna merah mewakili kutub positif sedangkan probe
warna hitam untuk kutub negatif.
Adapun bagian – bagian multitester adalah sebagai
berikut :
1. Display berfungsi untuk menunjukan hasil pengukuran.
2. Range Selector berfungsi untuk memilih jenis besaran
yang akan diukur.
3. Probe berfungsi untuk menghantarkan nilai beban ke alat
ukur.
Cara Kerja Wattmeter
Daya listrik diukur dengan menggunakan alat wattmeter. Ala
ini adalah jenis elektrodynamik. Terdiri atas sepasang kumparan tetap, yang
dikenal dengan sebutan kumparan arus, dan sebuah kumparan yang dapat bergerak
disebut dengan kumparan potensial. Kumparan tetap dibuat oleh beberapa lilitan
secara komparatif konduktor yang besar. Kumparan potensial terdiri atas banyak
lilitan kawat. Lilitan ini dipasangkan pada sebuah shaft, dibawa didalam
bearing, jadi dapat dililitkan diluar kumparan stasioneri. Kumparan yang dapat
bergerak membawa sebuah jarum yang bergerak diatas skala pembacaan yang tepat.
Pir kumparan spiral memegang jarum pada posisi nol. Kumparan arus (kumparan
stasionary) pada wattmeter dihubungkan seri dengan sebuah rangkaian (beban),
dan kumparan potensial (kumparan yang bergerak) dihubungkan lurus segaris. Pada
saat garis arus mengalir melalui kumparan arus pada wattmeter, medan diatur
mengelilingi kumparan.
Kekuatan medan ini proporsional pada garis arus dan didalam phasa
yang bersamanya. Kumparan potensial wattmeter pada umumnya memiliki resistor
dengan nilai resistansi yang tinggi dihubungkan secara seri. Hal ini bertujuan
untuk membuat rangkaian kumparan potensial, arus adalah proporsional dan
didalam phasa dengan tegangan jala – jala.
Gaya penggerak wattmeter berasal dari medan kumparan arus dan medan
kumparan potensial. Gaya bereaksi di kumparan bergerak pada beberapa saat
(tergantung pada putaran) proporsional mempunyai nilai saat itu juga pada arus
jala – jala dan tegangan.
Wattmeter terdiri atas
dua rangkaian, salah satu akan menyebabkan kerusakan jika arus terlalu banyak
melaluinya. Kenyataan ini akan diutamakan menekankan didalam permasalahan
wattmeter, karena pembacaan alat tidak menyediakan informasi ke pengguna bahwa
kumparan telah menjadi sangat panas. Jika sebuah ampermeter atau voltmeter
kelebihan beban, pointer akan menunjukan melebihi batas atas dari skala.
Didalam wattmeter, kedua arus dan rangkaian potensial dapat
membawa seperti sebuah kelebihan beban yang isolasinya terbakar, dan masih
pointer mungkin hanya bagian dari skala. Hal ini dikarenakan posisi pointer
tergantung pada factor daya rangkaian sebaik pada tegangan dan arus. Jadi,
sebuah factor daya yang rendah pada rangkaian akan memberikan pembacaan yang
sangat rendah pada wattmeter walaupun ketika arus dan rangkaian potensial
diberikan batas keamanan maksimum. Nilai keamanan ini pada umumnya diberikan
pada alat. Sebuah wattmeter selalu dengan jelas dinilai, tidak dalam watt
tetapi dalam volt dan amper.
CARA PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Tegangan Listrik Arus DC dan Arus AC
a. Alat :
Digital Voltmeter DC / AC
b. Langkah
Kerja Voltmeter DC :
1) On-kan alat ukur.
2) Arahkan Selector ke posisi Volt DC.
3) Gunakan probe warna merah untuk memeriksa bagian rangkaian yang memiliki
polaritas positif (+).
4)Gunakan probe warna hitam untuk
memeriksa bagian rangkaian yang memiliki polaritas negative
(-).
5) Jika polaritas terbalik
maka pembacaan akan berharga negative (-).
6) Baca hasil pengukuran dan catat.
7) Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar
dibawah.
Pada gambar diatas diberikan contoh pengukuran tegangan
bateray 9 Volt
DC.
c. Langkah Kerja Voltmeter AC:
1) On-kan alat ukur.
2) Arahkan selector ke posisi Volt AC.
3) Posisi probe tidak perlu memperhatikan kutub polaritas, boleh
terbalik posisinya.
4) Baca hasil pengukuran
dan catat
5) Untuk lebih jelas perhatikan
pada gambar disamping.
Pada gambar diatas diberikan contoh pengukuran stop kontak tegangan listrik PLN sebesar 220 volt AC.
Pada multitester terdapat besaran Amper, pada besaran ini memungkinkan multitester dapat digunakan untuk melakukan pengukuran arus listrik pada beban. Ada dua jenis arus listrik yaitu arus listrik bolak – balik atau AC dan arus listrik searah atau DC. Ada dua metode yang digunakan pada pemeriksaan arus listrik. Metode pertama multitester digunakan sebagai jembatan sehingga arus listrik mengalir melalui satu rangkaian tertutup.
Arus yang mengalir pada beban keluar masuk melalui
perantara alat ukur tersebut. Pada metode kedua menggunakan clamp atau
penjepit. Rangkaian listrik yang tertutup cukup dijepitkan clamp meter tersebut
pada bagian yang akan diukur arus listriknya, biasanya pada kabel yang menuju
beban.
Pada clamp meter pada alat penjepitnya merupakan trafo CT (Current Transformator). Trafo ini biasa digunakan sebagai pengukuran arus listrik pada panel – panel listrik. pembacaan dapat langsung dilakukan pada panel tanpa harus membawa alat ukur terpisah.
d. Langkah Kerja Ampermeter DC:
Metoda Pertama Menggunakan Clamp Meter Amper Meter DC
1) On-kan alat ukur.
2) Arahkan posisi selector ke Ampermeter DC.
3) Kalungkan clam ke posisi kabel yang akan diukur arus
listriknya.
4) Baca hasil pengukuran dan catat.
5) Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar dibawah.
Pada gambar dibawah diberikan contoh pengukuran arus listrik DC pada mesin DC.
Metoda Kedua Menggunakan Multitester Amper Meter DC
1)On-kan alat ukur.
2) Arahkan posisi selector ke Ampermeter DC.
3) Posisikan probe positif (+) ke beban.
4)Dari beban arahkan konektor atau kabel menuju sumber
listrik pada kutub positif (+).
5) Pada sumber listrik negative (-) pasang probe
negative (-).
6) Baca hasil pengukuran dan catat.
7)Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar dibawah. Pada
gambar diberikan contoh pengukuran arus listrik DC pada lampu pijar.
e. Langkah Kerja Ampermeter AC
1)On-kan alat ukur.
2) Arahkan posisi selector ke Ampermeter AC.
3) Kalungkan clam ke posisi kabel yang akan diukur arus
listriknya.
4) Baca hasil pengukuran dan catat.
5)Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar dibawah. Pada
gambar dibawah diberikan contoh pengukuran arus listrik AC pada mesin AC 3 fasa.
Contoh Penggunaan Tang Ampermeter AC
f. Langkah Kerja Wattmeter
1) Masukan kabel fasa input 380 Vac pada masing – masing fasa R, S, T diterminal wattmeter.
2) Hubungkan terminal fasa output 380 Vac menuju beban fasa R, S, T. Sebagai contoh beban yang digunakan adalah motor AC 3 fasa.
3) Untuk lebih jelasnya perhatikan ilustrasi pada gambar.
1) Masukan kabel fasa input 380 Vac pada masing – masing fasa R, S, T diterminal wattmeter.
2) Hubungkan terminal fasa output 380 Vac menuju beban fasa R, S, T. Sebagai contoh beban yang digunakan adalah motor AC 3 fasa.
3) Untuk lebih jelasnya perhatikan ilustrasi pada gambar.
Referensi :
1. Teknik Kerja Bangku Dan Alat Ukur. Silabus Diknas 2016. Oleh Robiansyah.
2. www.wikipedia.com
3. Artikel Jurnal Teknik Fisika oleh Irnin Agustina Dewi
1. Teknik Kerja Bangku Dan Alat Ukur. Silabus Diknas 2016. Oleh Robiansyah.
2. www.wikipedia.com
3. Artikel Jurnal Teknik Fisika oleh Irnin Agustina Dewi
4. http://mrrobiansyah.blogspot.com/2019_06_16_archive.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar