PENGERTIAN UPS,
JENIS, DAN CARA KERJANYA
A. Pengertian UPS
Uninterrutible
Power Supplies (UPS) yang juga dikenal
dengan istilah “uninterruptible power source” adalah perangkat ektronik yang
mampu menyediakan cadangan listrik sementara ketika arus listrik utama
terputus.
UPS
mampu memberikan perlindungan hampir seketika saat terjadi pemutusan sumber
listrik. Perangkat UPS ini dapat digunakan untuk melindungi segala jenis alat
elektronik yang sensitif terhadap ketidakstabilan arus dan tegangan listrik.
Namun
pada umumnya UPS digunakan untuk melindungi komputer supaya ketika terjadi
kehilangan daya secara mendadak, kita masih sempat mematikan komputer kita
secara benar untuk menghindari kerusakan baik software terlebih hardware.
2. FUNGSI UPS
UPS
memiliki tiga fungsi utama, yaitu 1) sebagai alat untuk menstabilkan tegangan
arus listrik, 2) memberikan cadangan listrik sementara, dan 3) sebagai alat
bantu backup data. Mari kita simak uraian lebih jelasnya mengenai masing-masing
fungsi UPS tersebut.
2.1.
Sebagai alat untuk menstabilkan arus listrik
Listrik
yang mengalir ke komputer di rumah maupun kantor kita tidak selalu dalam
keadaan yang konstan. Seringkali arus listrik yang mengalir terkena hambatan
listrik sehingga tegangan listrik menurun. Tegangan listrik yang menurun ini
bisa jadi sangat membahayakan bagi alat elektronik baik di rumah maupun kantor,
tidak terkecuali komputer kita.
Jika
tegangan listrik naik turun beberapa kali saja tentu tidak masalah. Namun jika
tegangan listrik ini tidak stabil dalam jangka waktu panjang dan sering terjadi
maka akibatnya akan sangat fatal dan merugikan. Di Indonesia pada khususnya,
listrik masih menjadi masalah dimana seringkali terjadi pemadaman,
ketidakseimbangan antara persediaan listrik dan permintaan tidak seimbang,
serta jauhnya pendistribusian listrik menyebabkan masalah ketidakstabilan
tegangan listrik ini.
Nah
disini peranan UPS sangat penting. UPS ini dapat membantu menstabilkan tegangan
listrik yang masuk pada komputer kita. Bisa dikatakan UPS ini adalah perangkat
yang wajib untuk dipasang jika kita ingin komputer kita awet.
2.2.
Memberikan cadangan listrik sementara
Masih
berkaitan dengan poin yang pertama, fungsi UPS adalah unutk menyediakan listrik
cadangan sementara bagi komputer kita. Karena masalah listrik yang sering
terjadi tersebut, terkadang ketika kita tengah mengerjakan sesuatu di komputer
kita, tiba-tiba listrik mati. Padahal kita belum menyimpan hasil pekerjaan
kita. Meskipun software-software telah dilengkapi dengan fitur
autosave, tetapi tidak semua bagian krusial pekerjaan kita sempat tersimpan
secara otomatis.
Di
sini UPS dapat kita andalkan. UPS ini bersifat seperti baterai yang mempu
memberikan listrik cadangan sementara sehingga kita sempat menyimpan file
pekerjaan kita dan mematikan komputer kita ketika listrik tiba-tiba mati.
Dengan demikian kita menyelamatkan hasil pekerjaan kita sekaligus juga komputer
kita dari risiko kerusakan komponen akibat pemutusan tegangan secara mendadak.
Cadangan
listrik sementara yang diberikan oleh UPS tentu tidak akan selamanya. Berbagai
jenis UPS mempunyai kapasitasnya masing-masing dalam menyediakan cadangan
listrik sementara untuk komputer kita ketika listrik mati secara mendadak.
Disarankan jika ingin membeli perangkat UPS untuk melindungi perangkat komputer Anda, sebaiknya Anda memilih UPS yang setidaknya bisa
bertahan hingga 15 menit.
2.3.
Sebagai alat bantu backup data
Fungsi
UPS yang ketiga ini sebenarnya mirip dengan fungsi yang kedua tadi. Hanya saja
fungsi ini lebih didedikasikan bagi komputer yang terhubung ke jaringan atau server.
Tidak
jarang di perkantoran komputer-komputer dihubungkan terintegrasi secara
menyeluruh ke dalam server kantor untuk memudahkan transaksi data internal
kantor. Untuk memastikan bahwa data tidak hilang atau rusak ketika listrik mati
sementara data sedang disinkronisasi, maka UPS bisa sangat membantu.
Umumnya
selain UPS ini, kantor juga menyediakan sumber listrik cadangan yang lebih
besar yaitu genset. Namun listrik yang dihasilkan oleh genset ini juga
seringkali tidak stabil. Oleh karena itu , seperti kita bahas pada fungsi
pertama tadi, penggunaan UPS adalah suatu keharusan untuk menjamin keamanan perangkat komputer.
3. JENIS – JENIS UPS
3.1. UPS tipe Standby
Tipe
ini biasa digunakan oleh para pengguna rumahan untuk disandingkan dengan PC
mereka. UPS dengan tipe seperti ini mampu melakukan filtrasi terhadap gangguan
daya dan pengelolaan arus, selain itu rancangannya efisien, ukurannya kecil
serta murah.
3.2. UPS tipe Line Interactive
UPS
tipe ini adalah yang paling sering digunakan pada unit small business,
pengembang web, dan sejumlah server yang berada di departemen pemerintahan.
Sebab, selain memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, tipe ini juga memiliki
kemampuan menyesuaikan voltase yang cukup baik.
UPS
ini memiliki Inverter yang selalu terhubung ke output sistem UPS untuk mengubah
daya dari batere ke AC. Dalam keadaan normal, Inverter akan melakukan pengisian
batere. Sedangkan dalam keadaan listrik padam, Transfer Switch akan menutup dan
mengalirkan daya dari batere ke output UPS.
Posisi
Inverter yang selalu terhubung ke output memberi tambahan penyaring daya. Hal
inilah yang membuat UPS dengan tipe ini banyak digunakan untuk server dan
kondisi listrik yang tidak terlalu baik.
3.3. UPS tipe Double Conversion
On-Line
Tipe
ini merupakan yang paling lazim untuk UPS dengan daya lebih dari 10kVA. Tipe
ini memiliki kesamaan dengan tipe Standby. Hanya saja tipe ini memiliki sumber
tenaga utama yang terletak pada Inverter, bukan pada sumber listrik AC.
Pada
tipe ini, terputusnya pasokan listrik utama tidak akan memicu sakelar transfer
karena arus listrik AC yang masuk pada bagian input tengah melakukan pengisian
pada batere yang memberikan tenaga pada Inverter yang terletak pada bagian
output.
Oleh
karena itu, ketika arus listrik AC terputus, arus tenaga akan segera dialihkan
tanpa mengambil jeda saat pengalihan terjadi. UPS tipe ini memperlihatkan
kinerja di atas rata-rata. Dapat dikatakan tipe ini mendekati gambaran ideal
dari sebuah UPS, sayangnya tipe ini menghasilkan panas yang cukup tinggi.
3.4. UPS tipe Delta Conversion
On-Line
Hampir
sama dengan tipe Double Conversion, tipe Delta menggunakan Inverter untuk
selalu memasok voltase. Saat pasokan tenaga terputus, tipe ini melakukan hal
yang sama dengan tipe Double Conversion.
Delta
Conversion memiliki dua fungsi, yang pertama adalah untuk mengendalikan
karakteristik power input. Sedangkan fungsi yang kedua adalah untuk
mengendalikan arus pada input untuk mengarahkan proses pengisian pada sistem
batere.
Hal
yang perlu diingat adalah tipe ini meminimalisir energi yang terbuang. Selain
itu, ia memiliki kompatibilitas tinggi terhadap beragam jenis generator serta
mengurangi kebutuhan akan penggunaan kabel.
Secara
ringkas, keunggulan dan kekurangan tipe-tipe UPS tersebut dapat dilihat di
bawah ini:
Ø Standby
Keunggulan: biaya rendah;
efisiensi tinggi; desain kompak.
Kekurangan: baterai tetap
terpakai saat listrik padam; tidak cocok untuk pemakaian di atas 2kVA.
Keterangan: paling cocok
untuk pengguna personal.
Ø Line
Interactive
Keunggulan: reliabilitas
tinggi; efisiensi tinggi; penyesuaian voltase baik.
Kekurangan: tidak cocok
untuk pemakaian di atas 5kVA.
Keterangan: tipe UPS yang
paling sering digunakan dalam kondisi listrik yang tidak menentu.
Ø Double
Conversion On-Line
Keunggulan: penyesuaian
voltase yang sangat baik; mudah untuk disambungkan secara paralel.
Kekurangan: efisiensi
rendah; harganya mahal untuk tipe dengan daya di bawah 5kVA.
Keterangan: mendekati
gambaran ideal UPS, tapi menghasilkan panas yang cukup tinggi.
Ø Delta
Conversion On-line
Keunggulan: penyesuaian
voltase yang sangat baik; efisiensi tinggi.
Kekurangan: tidak cocok
untuk penggunaan di bawah 5kVA.
Keterangan: efisiensi
tinggi memperpanjang daur hidup perangkat saat digunakan pada sistem yang
besar.
4. CARA KERJA UPS
Cara
kerja UPS secara umum ada 3 jenis, yaitu sistem 1) standby (off-line) UPS, 2)
line-interactive UPS, dan 3) on-line UPS. Berikut kita akan membahas apa
perbedaan dari ketiga cara kerja UPS tersebut.
4.1.
Cara kerja UPS sistem standby (off-line)
Cara
kerja UPS jenis ini melakukan pengisian daya langsung dari sumber listrik dan
menyimpannya ke dalam baterai penyimpanan listrik cadangan yang hanya digunakan
saat listrik putus. Perangkan komputer langsung dihubungkan dengan UPS ini.
Ketika
tegangan yang masuk ke UPS ini tidak stabil, maka UPS jenis ini akan menyalakan
sirkuit inverter DC-AC internal yang didukung oleh bateri candangan UPS ini. UPS
dengan cara kerja seperti ini umumnya mempunyai harga yang relatif murah dengan
spesifikasi di bawah 1kVA.
4.2.
Cara kerja UPS sistem line-interactive
Cara
kerja UPS sistem line-interactive ini bekerja dengan cara mempertahankan jalur
inverter dan mengalihkan arus DC baterai dari mode charging ke mode penyediaan
daya ketika listrik padam.
Di
dalam UPS tipe ini terdapat autotransformer yang bisa mengatur mode papda UPS
jenis ini dari mode charging maupun supplying melalui
identifikasi kestabilan tegangan listrik yang masuk. Dalam kondisi voltase
rendah, UPS ini akan menyesuaikan arus masuk dan keluar sehingga pada keadaan
tersebut UPS tipe ini akan membutuhkan arus masukan lebih besar.
4.3.
Cara kerja UPS sistem on-line
Cara
kerja UPS tipe ketiga ini adalah dengan menggunakan metode “double conversion”
dari arus AC yang diterima kemudian melanjutkannya ke baterai internal baru
kemudian dialirkan kembali ke daya 120V/240V AC untuk melindungi komputer kita.
Secara umum teknologi yang digunakan pada UPS sistem ini sama dengan sistem
line-interactive. Sistem ini umumnya mempunyai kapasitas besar sehingga mahal.
Itulah
pembahasan mengenai pengertian UPS beserta fungsi dan cara kerjanya. Perangkat
ini memiliki peran yang penting, apalagi bagi perusahaan dan sekolah. UPS ini
mampu menyediakan cadangan listrik sementara ketika arus listrik utama terputus
secara tiba-tiba. Tentu hal ini merupakan hal yang positif bagi perusahaan dan
sekolah, mereka tetap dapat melanjutkan aktivitas seperti biasa meskipun
listrik utama padam.
REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar