Selasa, 13 Agustus 2019

6. UNINTERRUPTABLE POWER SUPPLY (UPS) : Pengertian, Jenis, dan Cara Kerjanya


PENGERTIAN UPS, JENIS, DAN CARA KERJANYA

                      A. Pengertian UPS

Uninterrutible Power Supplies (UPS) yang juga dikenal dengan istilah “uninterruptible power source” adalah perangkat ektronik yang mampu menyediakan cadangan listrik sementara ketika arus listrik utama terputus.


UPS mampu memberikan perlindungan hampir seketika saat terjadi pemutusan sumber listrik. Perangkat UPS ini dapat digunakan untuk melindungi segala jenis alat elektronik yang sensitif terhadap ketidakstabilan arus dan tegangan listrik.
Namun pada umumnya UPS digunakan untuk melindungi komputer supaya ketika terjadi kehilangan daya secara mendadak, kita masih sempat mematikan komputer kita secara benar untuk menghindari kerusakan baik software terlebih hardware.

2. FUNGSI UPS

UPS memiliki tiga fungsi utama, yaitu 1) sebagai alat untuk menstabilkan tegangan arus listrik, 2) memberikan cadangan listrik sementara, dan 3) sebagai alat bantu backup data. Mari kita simak uraian lebih jelasnya mengenai masing-masing fungsi UPS tersebut.


2.1. Sebagai alat untuk menstabilkan arus listrik
Listrik yang mengalir ke komputer di rumah maupun kantor kita tidak selalu dalam keadaan yang konstan. Seringkali arus listrik yang mengalir terkena hambatan listrik sehingga tegangan listrik menurun. Tegangan listrik yang menurun ini bisa jadi sangat membahayakan bagi alat elektronik baik di rumah maupun kantor, tidak terkecuali komputer kita.
Jika tegangan listrik naik turun beberapa kali saja tentu tidak masalah. Namun jika tegangan listrik ini tidak stabil dalam jangka waktu panjang dan sering terjadi maka akibatnya akan sangat fatal dan merugikan. Di Indonesia pada khususnya, listrik masih menjadi masalah dimana seringkali terjadi pemadaman, ketidakseimbangan antara persediaan listrik dan permintaan tidak seimbang, serta jauhnya pendistribusian listrik menyebabkan masalah ketidakstabilan tegangan listrik ini.
Nah disini peranan UPS sangat penting. UPS ini dapat membantu menstabilkan tegangan listrik yang masuk pada komputer kita. Bisa dikatakan UPS ini adalah perangkat yang wajib untuk dipasang jika kita ingin komputer kita awet.

2.2. Memberikan cadangan listrik sementara
Masih berkaitan dengan poin yang pertama, fungsi UPS adalah unutk menyediakan listrik cadangan sementara bagi komputer kita. Karena masalah listrik yang sering terjadi tersebut, terkadang ketika kita tengah mengerjakan sesuatu di komputer kita, tiba-tiba listrik mati. Padahal kita belum menyimpan hasil pekerjaan kita. Meskipun software-software telah dilengkapi dengan fitur autosave, tetapi tidak semua bagian krusial pekerjaan kita sempat tersimpan secara otomatis.
Di sini UPS dapat kita andalkan. UPS ini bersifat seperti baterai yang mempu memberikan listrik cadangan sementara sehingga kita sempat menyimpan file pekerjaan kita dan mematikan komputer kita ketika listrik tiba-tiba mati. Dengan demikian kita menyelamatkan hasil pekerjaan kita sekaligus juga komputer kita dari risiko kerusakan komponen akibat pemutusan tegangan secara mendadak.
Cadangan listrik sementara yang diberikan oleh UPS tentu tidak akan selamanya. Berbagai jenis UPS mempunyai kapasitasnya masing-masing dalam menyediakan cadangan listrik sementara untuk komputer kita ketika listrik mati secara mendadak. Disarankan jika ingin membeli perangkat UPS untuk melindungi perangkat komputer Anda, sebaiknya Anda memilih UPS yang setidaknya bisa bertahan hingga 15 menit.

2.3. Sebagai alat bantu backup data
Fungsi UPS yang ketiga ini sebenarnya mirip dengan fungsi yang kedua tadi. Hanya saja fungsi ini lebih didedikasikan bagi komputer yang terhubung ke jaringan atau server.
Tidak jarang di perkantoran komputer-komputer dihubungkan terintegrasi secara menyeluruh ke dalam server kantor untuk memudahkan transaksi data internal kantor. Untuk memastikan bahwa data tidak hilang atau rusak ketika listrik mati sementara data sedang disinkronisasi, maka UPS bisa sangat membantu.
Umumnya selain UPS ini, kantor juga menyediakan sumber listrik cadangan yang lebih besar yaitu genset. Namun listrik yang dihasilkan oleh genset ini juga seringkali tidak stabil. Oleh karena itu , seperti kita bahas pada fungsi pertama tadi, penggunaan UPS adalah suatu keharusan untuk menjamin keamanan perangkat komputer.

3. JENIS – JENIS UPS

3.1. UPS tipe Standby


Tipe ini biasa digunakan oleh para pengguna rumahan untuk disandingkan dengan PC mereka. UPS dengan tipe seperti ini mampu melakukan filtrasi terhadap gangguan daya dan pengelolaan arus, selain itu rancangannya efisien, ukurannya kecil serta murah.

3.2. UPS tipe Line Interactive


UPS tipe ini adalah yang paling sering digunakan pada unit small business, pengembang web, dan sejumlah server yang berada di departemen pemerintahan. Sebab, selain memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, tipe ini juga memiliki kemampuan menyesuaikan voltase yang cukup baik.
UPS ini memiliki Inverter yang selalu terhubung ke output sistem UPS untuk mengubah daya dari batere ke AC. Dalam keadaan normal, Inverter akan melakukan pengisian batere. Sedangkan dalam keadaan listrik padam, Transfer Switch akan menutup dan mengalirkan daya dari batere ke output UPS.
Posisi Inverter yang selalu terhubung ke output memberi tambahan penyaring daya. Hal inilah yang membuat UPS dengan tipe ini banyak digunakan untuk server dan kondisi listrik yang tidak terlalu baik. 

3.3. UPS tipe Double Conversion On-Line

 
Tipe ini merupakan yang paling lazim untuk UPS dengan daya lebih dari 10kVA. Tipe ini memiliki kesamaan dengan tipe Standby. Hanya saja tipe ini memiliki sumber tenaga utama yang terletak pada Inverter, bukan pada sumber listrik AC.
Pada tipe ini, terputusnya pasokan listrik utama tidak akan memicu sakelar transfer karena arus listrik AC yang masuk pada bagian input tengah melakukan pengisian pada batere yang memberikan tenaga pada Inverter yang terletak pada bagian output.
Oleh karena itu, ketika arus listrik AC terputus, arus tenaga akan segera dialihkan tanpa mengambil jeda saat pengalihan terjadi. UPS tipe ini memperlihatkan kinerja di atas rata-rata. Dapat dikatakan tipe ini mendekati gambaran ideal dari sebuah UPS, sayangnya tipe ini menghasilkan panas yang cukup tinggi.

3.4. UPS tipe Delta Conversion On-Line


Hampir sama dengan tipe Double Conversion, tipe Delta menggunakan Inverter untuk selalu memasok voltase. Saat pasokan tenaga terputus, tipe ini melakukan hal yang sama dengan tipe Double Conversion.
Delta Conversion memiliki dua fungsi, yang pertama adalah untuk mengendalikan karakteristik power input. Sedangkan fungsi yang kedua adalah untuk mengendalikan arus pada input untuk mengarahkan proses pengisian pada sistem batere.
Hal yang perlu diingat adalah tipe ini meminimalisir energi yang terbuang. Selain itu, ia memiliki kompatibilitas tinggi terhadap beragam jenis generator serta mengurangi kebutuhan akan penggunaan kabel.

Secara ringkas, keunggulan dan kekurangan tipe-tipe UPS tersebut dapat dilihat di bawah ini:

Ø  Standby
Keunggulan: biaya rendah; efisiensi tinggi; desain kompak.
Kekurangan: baterai tetap terpakai saat listrik padam; tidak cocok untuk pemakaian di atas 2kVA.
Keterangan: paling cocok untuk pengguna personal.
Ø  Line Interactive
Keunggulan: reliabilitas tinggi; efisiensi tinggi; penyesuaian voltase baik.
Kekurangan: tidak cocok untuk pemakaian di atas 5kVA.
Keterangan: tipe UPS yang paling sering digunakan dalam kondisi listrik yang tidak menentu.
Ø  Double Conversion On-Line
Keunggulan: penyesuaian voltase yang sangat baik; mudah untuk disambungkan secara paralel.
Kekurangan: efisiensi rendah; harganya mahal untuk tipe dengan daya di bawah 5kVA.
Keterangan: mendekati gambaran ideal UPS, tapi menghasilkan panas yang cukup tinggi.
Ø  Delta Conversion On-line
Keunggulan: penyesuaian voltase yang sangat baik; efisiensi tinggi.
Kekurangan: tidak cocok untuk penggunaan di bawah 5kVA.
Keterangan: efisiensi tinggi memperpanjang daur hidup perangkat saat digunakan pada sistem yang besar.

            4. CARA KERJA UPS

Cara kerja UPS secara umum ada 3 jenis, yaitu sistem 1) standby (off-line) UPS, 2) line-interactive UPS, dan 3) on-line UPS. Berikut kita akan membahas apa perbedaan dari ketiga cara kerja UPS tersebut.

4.1. Cara kerja UPS sistem standby (off-line)

Cara kerja UPS jenis ini melakukan pengisian daya langsung dari sumber listrik dan menyimpannya ke dalam baterai penyimpanan listrik cadangan yang hanya digunakan saat listrik putus. Perangkan komputer langsung dihubungkan dengan UPS ini.
Ketika tegangan yang masuk ke UPS ini tidak stabil, maka UPS jenis ini akan menyalakan sirkuit inverter DC-AC internal yang didukung oleh bateri candangan UPS ini. UPS dengan cara kerja seperti ini umumnya mempunyai harga yang relatif murah dengan spesifikasi di bawah 1kVA.

4.2. Cara kerja UPS sistem line-interactive


Cara kerja UPS sistem line-interactive ini bekerja dengan cara mempertahankan jalur inverter dan mengalihkan arus DC baterai dari mode charging ke mode penyediaan daya ketika listrik padam.
Di dalam UPS tipe ini terdapat autotransformer yang bisa mengatur mode papda UPS jenis ini dari mode charging maupun supplying melalui identifikasi kestabilan tegangan listrik yang masuk. Dalam kondisi voltase rendah, UPS ini akan menyesuaikan arus masuk dan keluar sehingga pada keadaan tersebut UPS tipe ini akan membutuhkan arus masukan lebih besar.

4.3. Cara kerja UPS sistem on-line



Cara kerja UPS tipe ketiga ini adalah dengan menggunakan metode “double conversion” dari arus AC yang diterima kemudian melanjutkannya ke baterai internal baru kemudian dialirkan kembali ke daya 120V/240V AC untuk melindungi komputer kita. Secara umum teknologi yang digunakan pada UPS sistem ini sama dengan sistem line-interactive. Sistem ini umumnya mempunyai kapasitas besar sehingga mahal.
Itulah pembahasan mengenai pengertian UPS beserta fungsi dan cara kerjanya. Perangkat ini memiliki peran yang penting, apalagi bagi perusahaan dan sekolah. UPS ini mampu menyediakan cadangan listrik sementara ketika arus listrik utama terputus secara tiba-tiba. Tentu hal ini merupakan hal yang positif bagi perusahaan dan sekolah, mereka tetap dapat melanjutkan aktivitas seperti biasa meskipun listrik utama padam.

REFERENSI :
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar